
Keterangan Gambar : Fasilitator Kakak I Nyoman Sudarmada dan Peserta Pendidikan Program Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan atau PKG PJOK 2024 Provinsi Bali pada Pada Pertemuan Virtual. Rabu (29/5/2024)
JEMBRANA, Pendidikan Program Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan atau PKG PJOK 2024 Provinsi Bali menguatkan pemahaman Refleksi untuk Perubahan Paradigma Diri Guru PJOK (29/5)
Fasilitator PKG PJOK Kelas 2, Kakak I Nnyoman Sudarmada menyampaikan “Pentingnya memahami apa itu refleksi ? dan Mengapa kita melakukan refleksi” ungkapnya.
“Refleksi sebetulnya sudah sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, memikirkan tentang apa yang sudah terjadi, apa yang membuat itu terjadi, bagaimana kita menghadapi atau mengatasi kejadian tersebut. Dalam peran kita sebagai guru, fokus kita adalah merefleksikan sesuatu yang berhubungan dengan dunia pendidikan dapat dilihat dari sisi bagaimana bertemunya antara teori dengan praktik untuk meningkatkan kesadaran kita atas praktik pembelajaran yang kita lakukan”. tambahnya.
Refleksi bagi guru adalah sebuah proses dimana teori, praktik, keyakinan, serta tindakan yang secara sadar dan sengaja dilakukan untuk meningkatkan peran guru dalam profesinya secara profesional. Selama melakukan refleksi, guru akan selalu berlatih untuk berpikir kritis dan belajar sepanjang hayat. Manusia belajar dari pengalaman, kalimat tersebut seringkali kita baca atau dengar di dunia pendidikan dan ini sangat berhubungan dengan siklus pembelajaran seorang individu. Pada saat kita mengalami sesuatu apapun itu, maka kita tidak hanya mengingat fakta atau peristiwanya, namun lebih dalam lagi mencoba memahami apa maksud dan konteks yang terbangun dibalik setiap peristiwa yang terjadi. Berarti disini kita akan membuka diri kita terhadap perubahan dan ide baru, menantang diri sendiri untuk mengeksplorasi wawasan. Jadi sebetulnya kita baru benar-benar belajar setelah kita melakukan refleksi dari pengalaman yang ada.
Melalui refleksi, guru akan belajar dari pengalaman dan mengembangkan pemikirannya sendiri dari pengalaman yang ada. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, proses berefleksi ini terjadi secara alami sebetulnya dan sudah dilakukan secara tidak sadar, namun akan lebih baik lagi apabila guru berusaha memfasilitasi kegiatan refleksi secara sadar, baik pada diri sendiri maupun orang lain melalui pertanyaan reflektif yang perlu guru pikirkan jawabannya.
Saat seseorang belajar secara reflektif, maka orang tersebut akan menggunakan banyak aktivitas mental, bukan sekedar mendengarkan/membaca saat menerima informasi/teori baru dan menyerap informasi yang diberikan. Seseorang tersebut justru akan selalu mengeksplorasi pemahamannya dan mempertanyakan hal yang baru diterima, orang tersebut akan menyatukan pemahamannya saat ini dengan informasi baru, dan mengkonstruksi secara aktif pengetahuannya lebih dalam lagi. Pada saat yang bersamaan, maka seseorang akan berpikir juga tentang bagaimana mereka belajar serta apa yang mereka ketahui dan baru pelajari. Kegiatan ini sering kita kenal sebagai metakognisi – berpikir tentang berpikir -. Melalui aktivitas metakognitif, seseorang menjadi sadar akan apa yang mereka ketahui dan bagaimana cara belajarnya, mengidentifikasi tentang apa yang dibutuhkannya untuk bisa belajar, mengenali adanya jarak antara pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, mengidentifikasi apa yang tidak mereka ketahui dan apa pentingnya hal-hal yang perlu diketahui, serta selalu menyadari apa alasan mempelajari sesuatu.
Ada 7 karakteristik pada praktik mengajar reflektif, yaitu: 1). Memiliki fokus pada tujuan dan konsekuensi dari proses pengajaran yang kita lakukan. 2). Menggunakan siklus monitoring, evaluasi, mengecek kembali praktik mengajar yang dilakukan. 3). Menggunakan bukti dan data untuk melakukan penilaian terhadap kesuksesan mengajar dan bagaimana peningkatan praktik mengajar yang dilakukan. 4). Selalu menggunakan pola pikir yang terbuka, bertanggung jawab, dan welas asih. 5). Melakukan tindakan selalu berdasarkan pedagogi dari penelitian ilmiah yang berkembang. 6). Melibatkan rekan sejawat melalui kolaborasi dan dialog untuk mengembangkan diri sendiri dan profesionalitas mengajarnya. 7). Berusaha mengembangkan praktik mengajarnya secara kreatif dengan mengintegrasikan model pembelajaran yang sudah dipelajari. (suya.red)