
Keterangan Gambar : Pengajar Praktek Yohanes Tri Utomo, S.Pd, M.Pd melakukan Refleksi Perubahan Diri dan Dampak Pendidikan CGP Melalui Pendampingan Individu 6. Senin (06/11/2023).
JEMBRANA – Pendidikan guru penggerak untuk calon guru penggerak (CGP) angkatan 8 Kabupaten Jembrana telah melalui proses pembelajaran panjang melalui pembelajaran daring bersama fasilitator dan Instruktur maupun melalui luring bersama pengajar praktik melalui pendampingan individu dan lokakarya. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh para calon guru penggerak sebagai agen perubahan di sekolah yang dapat meningkatkan proses pembelajaran yang berpusat pada pengembangan kemampuan yang dimiliki oleh murid. Untuk itu calon guru penggerak harus mampu berperan sebagai pemimpin pembelajaran dan Selalu merefleksikan perubahan diri yang bermakna dan berdampak di sekolahnya.
Salah satu kegiatan yang melatih kemampuan calon guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan agen perubahan pembelajaran dengan melakukan pendampingan kepada calon guru penggerak. Pendampingan individu ke – 6 merupakan pendampingan terakhir selama program Guru penggerak dilaksanakan. Kegiatan Pendampingan Individu 6 CGP Angkatan 8 Kabupaten Jembrana di laksanakan pada tanggal 6 s.d 10 Nopember 2023. (06/11).
Dalam pendampingan Individu 6 ini mengusung tema”Refleksi Perubahan diri dan Dampak Pendidikan” adapun fokus pendampingan individu 6 adalah Pengumpulan survei umpan balik dan refleksi hasil survei tentang kompetensi guru penggerak (feedback 360), Refleksi perubahan dalam pembelajaran yang sudah diterapkan selama 6 bulan.
Selanjutnya diskusikan dampak pada diri guru dan murid yang terjadi, Penilaian pemetaan aset; diskusi apakah tujuan program sudah dikomunikasikan ke warga sekolah, Persiapan panen hasil belajar dan Penilaian Refleksi CGP dan Dokumentasi pemetaan aset secara kolaboratif.
Penggajar praktik angkatan 8 Kabupaten Jembrana Yohanes Tri Utomo, S.Pd, M.Pd mengatakan “Bahwa guru penggerak harus mampu memberikan dampak perubahan yang nyata di sekolahnya, jangan sampai program yang begitu baik ini tidak bisa meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan yang baik terhadap murid”.
“Sekolah yang memiliki guru penggerak tetapi ternyata lingkungan belajarnya tidak memberikan kenyamanan bagi murid ataupun warga sekolahnya. Maka dari itu jangan sampai terjadi hal seperti ini, berharap banyak ilmu yang didapat selama kegiatan pendidikan guru penggerak ini harus dapat di aplikasikan dan diterapkan di sekolah masing-masing calon guru penggerak, agar dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan khususnya di sekolah CGP dan umumnya di kabupaten Jembrana”. tambahnya.
Setelah pengajar praktik melakukan penjelasan pendampingan individu 6 dengan kegiatan awal pendampingan antara lain Menjelaskan tentang fokus pendampingan, PP memastikan CGP memahami aktivitas pendampingan yang akan dilakukan, Pengajar Praktik menanyakan apa saja proses yang sudah berjalan selama satu bulan terakhir.
Kemudian menanyakan rencana tindak lanjut dari pendampingan sebelumnya, serta hal-hal yang dianggap sebagai capaian selama satu bulan terakhir (berdasarkan Jurnal Pemanatauan Pembelajaran Daring).
Lalu meminta hasil observasi pembelajaran rekan sejawat serta kegiatan inti pendampingan adalah diskusi tentang Refleksi hasil survei 360, diskusi Perubahan dalam Pembelajaran, diskusi Penilaian pemetan aset serta Persiapan panen hasil belajar di sesi akhir pendampingan pengajar praktik.
Selain itu juga mendorong CGP untuk terus memetakan sumber daya dalam melakukan perubahan dan perbaikan pembelajaran selanjutnya setelah pendampingan individu 6 CGP akan melakukan pada lokakarya 6. (suya.red)