
Keterangan Gambar : Peserta Calon Guru Penggerak Angkatan 8 Praktek Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin di SD Negeri 1 Banjar Tengah Kecamatan Negara, Rabu (20/09/2023)
JEMNBRANA, – Pendidikan Guru Penggerak merupakan program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek RI) yang memiliki tujuan mengembangkan sistem pendidikan nasional dengan merdeka belajar. Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) merupakan salah satu langkah strategis dalam upaya menggerakkan ekosistem pendidikan serta stimulator dan mediator berbagai praktik baik yang dilakukan guru sebagai pemimpin pembelajaran.
Demonstrasi kontekstual modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin, tujuan dari sesi demostrasi kontekstual ini sesuai dengan yang tertera di LMS adalah agar CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain. (20/09)
Tahapan Demonstrasi Kontekstual ini merupakan wadah untuk menunjukkan pemahaman mengenai keseluruhan materi. Untuk meninjau materi dimodul ini dengan konteks lokal yang dihadapi dan Menganalisis unsur-unsur apa saja yang kami butuhkan dalam menjalankan pengambilan keputusan dilema etika, sebagai pemimpin pembelajaran ? Dalam hal ini, kesempatan tersebut berupa mengadakan wawancara dengan pimpinan/kepala sekolah tentang praktik pengambilan keputusan selama ini di sekolah asal dan juga di tempat/lingkungan lain. Hasil wawancara ini dianalisis berdasarkan konsep-konsep yang telah dipelajari dimodul ini. Hasil analisis ini dijadikan sebuah refleksi atas praktik pengambilan keputusan dilema etika yang telah dijalankan di sekolah asal dan di sekolah-sekolah lain di lingkungan kami.
Kepala SD Negeri 1 Banjar Tengah, Ibu Ni Gusti Ayu Komang Ningsih mengungkapkan “Pengambilan keputusan dalam menyelesaikan kasus dilema etika di sekolah harus memperhatikan nilai – nilai kebajikan yang diterapkan disekolah, keberpihakan pada murid serta tanggung jawab”. ungkapnya.
“Dalam penyelesaian masalah dilakukan identifikasi masalah terlebih dahulu, dilanjutkan dengan memperhatikan nilai – nilai kebajikan menentukan langkah – langkah yang tepat agar keputusan yang diambil dapat memberikan dampak yang positif. Beberapa tantangan atau hambatan dapat diselesaikan dengan duduk bersama untuk musyawarah mufakat”. tambahnya. (suya.red)